Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Desember 2010

BASMI KORUPSIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jika berbicara mengenai korupsi, sepertinya tak akan pernah habis karena begitu banyaknya kasus korupsi yang terjadi, tercatat, terungkap, belum tuntas atau bahkan tak tertuntaskan setelah sekian lamanya. Terus terang sebagai seorang yang awam, sudah bosan rasanya telinga ini selalu mendengar berita-berita korupsi atau penyelewengan dana yang diungkap di berbagai media. Apalagi ketika menyaksikan di layar kaca berkaitan dengan proses dimintainya keterangan dari saksi-saksi oleh panitia khusus yang dibentuk menyangkut suatu kasus yang lumayan ‘panas’ yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta. Yang menjadikannya lebih menarik adalah adegan adu mulut antara anggota panitia khusus yang seharusnya meminta keterangan para saksi, bukannya bekerja sama eeh.. kok malah saling bentak dan meledek bahkan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas?! Ups.., Tentu saja yang melihat bereaksi macam-macam… yang terkaget-kaget cuma bisa mengelus dada.., ada yang hanya bisa geleng-geleng kepala saking heran dan puyeng melihatnya, bahkan ada juga yang tertawa terpingkal-pingkal sampai terasa mulas perutnya, seolah-olah melihat dagelan sarkastik yang menggelitik. Padahal yang diharapkan adalah penyelesaian dari kasusnya! Karena sudah jadi cerita lama bahwa tiap kasus korupsi membutuhkan waktu yang panjaang dan panjaaaang. Hingga kini pula berbagai cara pemberantasan pun telah dirumuskan dan dilaksanakan. Sementara korupsi bukannya berkurang, malah makin banyak saja dilakukan. Capek deeh !

Kalau harus menilai proses hukum kasus korupsi yang rumit bin ‘njelimet atau membahas tentang teknis prosedural pemberantasan ‘virus korupsi’ dari perspektif ilmu ketatanegaraan atau pun ekonomi, saya bukan ahlinya. Apalagi jika harus bermain data, ampyuuuuun deh…., memori dan primbon-primbon saya kebanyakan berisi data mengenai bumbu-bumbu dan resep-resep masakan yang efektif dan sukses saya aplikasikan di dapur. Yang jelas-jelas tidak akan jitu bahkan gak ‘nyambung untuk pemberantasan korupsi. Namun meskipun demikian,  walaupun hanya secuil, saya menyimpan sebuah solusi sederhana (jika bisa dikatakan sebagai sebuah solusi) yang sangat erat kaitannya dengan peran seorang perempuan dalam rumah tangga. 

Kita semua tahu bahwa keluarga adalah lembaga terkecil yang bisa jadi titik awal untuk memulai menanamkan nilai-nilai fundamental sebagai pondasi perilaku setiap individu yang ada di dalamnya. Tiap individu tersebut nantinya akan berinteraksi dengan masyarakat di sekelilingnya. Sehingga sudah pasti akan ada pengaruh dari lingkungan disekitarnya. Dalam kondisi yang seperti inilah kekuatan nilai-nilai yang ditanamkan dalam rumah sebagai 'ruang belajar' yang paling pertama dijalani tiap individu, akan menentukan sejauh mana pengaruh negatif akan terserap atau bahkan sama sekali ditolak oleh individu yang bersangkutan. Untuk itu dalam hal ini sangat erat kaitannya peran perempuan sebagai istri yang mendampingi seorang pemimpin keluarga (suami) dan seorang ibu sebagai guru yang paling awal menggoreskan catatan di hati dan pikiran setiap anak, sehingga memiliki pengaruh yang sangat besar dan kuat untuk dapat membentuk pola hidup serta menyaring hal apa saja yang dapat masuk ke wilayah keluarganya.